Minggu, 17 Februari 2013

Karakteristik Citra Guru ideal

Karakteristik Citra Guru Ideal

Agar seorang guru memiliki citra yang baik (ideal) dalam pandangan masyarakat maka salah satunya adalah guru tersebut harus memiliki sikap profesional sebagai seorang guru. Kunandar (2007) memberikan empat ciri utama agar seorang guru terkelompok ke dalam guru ideal, masing-masing adalah :
 
1.     Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang.
2.     Memiliki ketrampilan untuk membangkitkan minat peserta didik.
3.     Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat.
4.     Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan.

Selain itu guru yang bermutu memiliki paling tidak empat kriteria utama, yaitu :
1.    Kemampuan profesional, meliputi kemampuan intelegensia, sikap dan prestasi kerjanya (telah dijelaskan di atas).
2.    Upaya profesional, adalah upaya seorang guru untuk mentransformasi-kan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata.
3.    Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional, menunjukkan intensitas waktu dari seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya.
4.    Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya.

Guru yang bermutu ialah mereka yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasai keahliannya, baik dalam disiplin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajarnya.
Masih terkait dengan harapan-harapan yang digayutkan di pundak setiap guru, H. Muhammad Surya, Ketua Umum Pengurus Besar PGRI, mengemukakan ada 9 karakteristik citra guru yang ideal, adalah guru yang :
1.     Memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap.
2.     Mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan IPTEK.
3.     Mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain.
4.     Memiliki etos kerja yang kuat.
5.     Memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karir.
6.     Berjiwa profesionalitas tinggi.
7.     Memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan non material.
8.     Memiliki wawasan masa depan.
9.     Mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi citra guru.
Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap ‘profesi guru’ yang dalam hal ini tentu saja mengakibatkan rendahnya citra guru dalam masyarakat kurang lebihnya disebabkan oleh faktor-faktor berikut :
1.    Masih banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan diri untuk meningkatkan keprofesiannya itu.
2.    Masih banyak guru yang merasa rendah diri karena menjadi guru.
3.    Beberapa guru menyalah gunakan profesi untuk kepentingan pribadinya.
4.    Sebagian masyarakat berpendapat bahwa siapa pun bisa menjadi guru asalkan ia mempunyai pengetahuan.
5.    Kekurangan guru di daerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian di bidangnya menjadi guru.

Selain itu rendahnya citra guru bermuara pada rendahnya mutu guru, diantaranya disebabkan oleh :
1.    Masih rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme guru.
2.    Penguasaan materi pembelajaran oleh guru masih di bawah standar.
3.    Metode pengajaran yang kebanyakan masih konvensional.

Secara rinci rendahnya mutu guru menurut Sudarminta antara lain tampak dari gejala-gejala berikut :
1. Lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan.
2. Kenyataan di lapangan tentang ketidak sesuaian antara bidang studi yang dikuasai guru dengan bidang yang diajarkan.
3. Kurang efektifnya metode dalam kegiatan pembelajaran. 
4. Kurangnya wibawa guru di hadapan murid. 
5. Lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh, semakin banyak yang kebetulan menjadi guru dan tidak betul- betul menjadi guru.
6. Kurangnya kematangan emosional, kemandirian berpikir, dan keteguhan sikap dalam cukup banyak guru sehingga dari kepribadian mereka sebenarnya tidak siap sebagai pendidik; kebanyakan guru dalam hubungan dengan murid masih hanya berfungsi sebagai pengajar dan belum sebagai pendidik. 
7. Relatif rendahnya tingkat intelektual para mahasiswa calon guru yang masuk LPTK (Lembaga Pengadaan Tenaga Kependidikan) dibandingkan dengan yang masuk Universitas.

Uraian di atas memberikan penekanan bahwa profesionalisme merupakan Salah satu garansi bagi peningkatan citra guru. Hal ini sejalan dengan pesan penting yang muncul dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Pengakuan guru dan dosen sebagai profesi diharapkan dapat memacu tumbuhnya kesadaran terhadap mutu dan gilirannya akan meningkatkan citra guru di tengah masyarakat.
Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 7 (1) bahwa profesi guru dan dosen mempakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Ciri-ciri profesi, mencakup fungsi dan signifikansi sosial dari profesi tersehut, keterampilan para anggota profesi yang diperoleh melalui pendi-dikan dan atau latihan yang akuntabel, adanya disiplin ilmu yang kokoh, kode etik, dan adanya imbalan finansial dan material yang sepadan.
Kemudian, secara teknis penguatan profesionalisme itu dikaitkan dengan pentingnya perhatian terhadap kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan citra guru adalah dengan menguasai kompetensi guru dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar